Senin, 08 Juli 2013

MANFAAT SHOLAT YANG BAIK


"Bila shalatnya baik maka baik pula seluruh amalnya, sebaliknya jika shalatnya rusak maka rusak pula seluruh amalnya.”
(HR. Ath-Thabarani dalam Al-Ausath, dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Ash-Shahihah no. 1358 karena banyak jalannya)
Dari Sabda Rasullulah diatas bisa kita tarik kesimpulan bahwa apabila seseorang sholatnya baik maka amalan lainnya pasti baik. Hal tersebut juga bisa diartikan bahwa sholat yang baik adalah sholat yang bisa membuat amalan lainnya baik pula. Hal ini jangan sampai disalah persepsikan bahwa sholat adalah satu satunya ibadah yang akan dihisab di hari kiamat nanti sehingga menjerumuskan kita untuk mengabaikan ibadah lain diluar sholat dengan dalih: yang penting kan sholatnya baik jadi nggak harus berzakat atau ber ini ber itu. Jangan pula beranggapan bahwa sudah mengerjakan sholat puluhan tahun dan tidak pernah bolong sudah cukup dikatakan sholat yang baik.
 
Didalam sholat kita diwajibkan membaca surat Al Fatihah dimana pada ayat ke 6 dst kita memohon kepada Allah: Tunjukanlah kami jalan yang lurus. Yaitu jalan orang orang yang engkau beri Nikmat. Bukan jalannya orang orang yang engkau murkai dan bukan pula jalannya orang orang yang sesat.
Insya Allah jika sholat kita khusuk dan terpenuhi semua syarat sah dan rukun rukunya  niscaya Allah akan menuntun kita ke jalan yang lurus seperti jalannya orang orang yang diberi nikmat dan menjaga serta menjauhkan kita dari jalan orang orang orang orang yang di murkai dan jalannya orang orang yang sesat.
Siapakah orang orang yang diberi Nikmat itu?
Dalam Surat At taubah ayat 100 Allah menjelaskan:

Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.

Siapakah orang yang dimurkai dan orang yang sesat?
Ayat terakhir dari surat Al Fatihah merupakan penekanan yang berupa pengecualian dari ayat sebelumnya, hal ini berarti bahwa orang yang dimurkai dan orang yang sesat adalah orang yang tidak di beri Nikmat. Atau dapat dikelompokan lagi lebih detail bahwa orang yang di murkai adalah orang orang yang tidak mengamalkan ilmunya sedangkan orang orang yang sesat adalah orang menyimpang dikarenakan beriman tanpa ilmu. Golongan orang yang berilmu tapi tidak mengamalkan contohnya adalah yahudi sedangkan orang yang beriman tanpa ilmu contohnya kaum nasrani

Orang Islam Jelas bukan yahudi atau nasrani, oleh karena itu sebenarnya hal yang perlu lebih diwaspadai umat islam justru perilaku menyimpang diantaranya amalan amalan yang bertentangan dengan Sunnah rasul ataupun amalan amalan yang tidak ada tuntunannya dari rosul (Bid’ah). Perdebatan tentang Bid’ah memang masalah yang sulit untuk dipersatukan karena factor hawa nafsu, keangkuhan dan fanatisme golongan pendebat. Meskipun salah satu diantara dua pendapat tersebut pasti ada yang benar. Karena biasanya pelaku bid’ah memandang baik amalan amalan mereka sehingga sangat susah untuk keluar dari perilaku tersebut. Itu lah kenapa ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa Bid’ah lebih disukai setan daripada kejahatan. Karena sejahat jahatnya pelaku kejahatan pasti didalam hatinya terdapat penolakan sehingga lebih mudah untuk bertobat. Inilah perlunya kita melakukan sholat yang baik sehingga insya Allah kita akan ditunjukan ke jalan yang lurus dijauhkan dari sifat angkuh dan terhindar dari amalan amalan yang sesat.

Kamis, 04 Juli 2013

DEMI WAKTU SESUNGGUHNYA MANUSIA BENAR BENAR BERADA DI DALAM KERUGIAN



Mungkin ayat tersebut hampir kita semua umat islam hafal bahkan anak anak kecil karena memang termasuk surat yg pendek, mungkin ini termasuk surat favorit yang selalu dibaca dalam sholat kita.
Pertanyaanya? Sudahkah kita memahami maknanya atau paling tidak mengetahui artinya

Kalau kita cermati dengan seksama ayat di atas, ancaman Allah sangatlah serius dan kelak benar benar terjadi di akhirat. Allah bahkan membuat beberapa penekanan berulang kali dalam ayat yang pendek tersebut :
Pertama:
Kata "Demi" di awal surat merupakan sumpah Allah secara tegas. Sumpah dalam bahasa sehari hari merupakan cara seseorang untuk mengutarakan bahwa sesuatu yang disampaikan adalah serius. Apalagi dalam hal ini yang bersumpah adalah Allah.
Kedua:
Kata "Innal " yang berarti "sesungguhnya" merupakan penekanan kedua dalam ayat ini
Ketiga:
Kata "benar benar" merupakan penekanan yang ketiga untuk menegaskan betapa seriusnya permasalahan ini
Keempat:
Kata "La fii" yang bermakna  berada di dalam ,menegaskan kita memang tenggelam dalam kerugian seolah olah kita sulit bangkit karena terkepung kerugian, di dalam kerugian tentu maknanya lebih serius jika hanya dibandingkan dengan rugi saja. Hal ini sebenarnya Allah ingin sekali agar kita mendengarkan dan memahami peringatannya.
Sebagian besar manusia melewatkan waktunya dengan sia-sia ataupun kalau ada yang sibuk hanya kesibukan mencari keduniaan. Marilah kita perhatikan kondisi masyarakat kita sekarang, Betapa kita sekarang berada di masa yang sangat tidak ideal untuk beribadah. berlomba lomba dalam kekayaan, bermewah mewah dalam berpakaian, berpola pikir materialis, dengan mengukur kesuksesan dari harta dan pangkat, berbohong, memaki, mencela , menggunjing dan masih banyak lagi. Demikianlah salah satu ciri2 orang yang rugi.
Apa artinya Rugi? Rugi adalah modal tidak kembali utuh.
Ada rugi yang total ada rugi sebagian.  Atau rugi adalah orang yang timbangan pahalanya lebih sedikit dari amal sholehnya. Artinya masuk neraka. Apakah kita tidak takut neraka?
Apakah belum pernah kita dengar bahwa siksa Allah sangat sangat pedih! Neraka yang paling ringan adalah dimana di kaki kita di beri batu yang membara yang mengakibatkan otak kita mendidih.  
Allah telah memberi kita modal baik kepada orang kafir maupun orang muslim berupa Umur , baik kepada orang kafir maupun orang muslim. Sekarang tinggal bagaimana kita mengisi umur kita. Umur kita adalah Wadah, Contoh Gelas, tinggal seberapa banyak kita isi dengan air, misal yang bening adalah amal baik dan diisi juga air yang berwarna atau dosa lalu kita lihat mana yang lebih banyak?

Kerugian Total

Dalam Al Quran surat Faatir ayat 37 Allah bercerita.

Orang orang yang berada di  neraka berteriak teriak (kepada Allah) dari dalamnya : "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan". Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.

Disini Allah mengatakan: Bukankah kalian sudah diberi umur?
Ada orang yang diberi umur sangat panjang tapi tidak digunakan untuk berpikir, ditambah lagi sudah datang orang orang yang memberi peringatan. Itulah orang orang yang rugi, karena mereka tidak dapat menutupi kerugian tersebut dengan apa yang mereka miliki. Meskipun mereka memiliki kekayaan ratusan trilyun, meskipun mereka mempunyai tanah ribuan hektar sawah , meskipun mereka mempunyai mobil mewah segala merk tetap tidak akan bisa untuk menebus siksaan Allah.

Sesungguhnya orang-orang yang kafir sekiranya mereka mempunyai apa yang dibumi ini seluruhnya dan mempunyai yang sebanyak itu (pula) untuk menebusi diri mereka dengan itu dari azab hari kiamat, niscaya (tebusan itu) tidak akan diterima dari mereka, dan mereka beroleh azab yang pedih.   (Al Maidah ayat 36)

Kerugian Parsial

Dan siapa yang ringan timbangan kebaikannya, maka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami. (Al A’raaf ayat 9)